Epistemologi MURTADHA MUTHAHHARI

Authors

  • Riswan Institut Agama Islam As'adiyah Sengkang

Keywords:

epistemologi, kritik

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya epistemologi. Sebab, di dunia ini penuh dengan berbagai
mazhab, isme dan ideologi. Isme dan sesuatu pasti berlandaskan pada suatu pandangan dunia sementara
pandangan dunia berpijak pada epistemologi. Seseorang yang memiliki ideologi seperti materialis yang tentunya
berlandaskan pada pandangan dunia materialis. Sedangkan yang lain, memiliki ideologi yang berbeda, juga
berlandaskan pada bentuk lain dari pandangan dunia dan pandangan itu juga berlandaskan pada suatu
pandangan khusus dari epistemologi. Lalu bagaimana dengan konsep epistemologi Islam jika ditinjau menurut
Murtadha Muthahhari. Sebab inilah, sehingga masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu: pertama,
bagaimana konsep epistemologi Murtadha Muthahhari? Kedua, bagaimana kritik Murtadha Muthahhari
terhadap epistemologi Barat?
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian library research (penelitian kepustakaan) yang
bersifat kualitatif dengan metode pendekatan filosofis-historis. Kemudian cara pengumpulan data
yang penulis tempuh adalah menggunakan buku-buku dan referensi karangan Murtadha Muthahhari
serta buku-buku yang terkait selanjutnya dituangkan ke dalam penelitian yang berbentuk kutipan
langsung dan tidak langung. Adapun metode pengolahan yang digunakan penulis ialah dengan cara
melakukan observasi pada data dan informasi yang telah dikumpulkan dari buku-buku dan referensi
terkait, selanjutnya data tersebut dianalisis dengan cara induktif (khusus-umum) dan deduktif (umumkhusus).
Hasil penelitian yang didapat adalah sebagai berikut: yang pertama, konsep epistemologi
Murtadha Muthahhari dimulai dari pembuktian posibilitas (kemungkinan) peraihan pengetahuan
dengan potensi yang dimiliki manusia. Potensi di sini adalah alat atau instrumen yang digunakan
(indra, rasio/silogisme, hati/penyucian jiwa dan menelaah atas karya-karya orang lain). Kemudian
instrumen tersebut didukung oleh sumber-.sumber (di mana pengetahuan diambil) seperti alam, rasio,
hati, dan sejarah dengan melalui beberapa tahapan (indra, imajinasi/khayali, dan akal) selanjutnya
sampai pada validitas pengetahuan, yakni landasan pengetahuan (definisi kebenaran) dan neraca
pengetahuan (kriteria-kriteria dan ukuran-ukuran) sehingga didapatkan pengetahuan yang valid
(benar). Yang kedua, kritikan Muthahhari terhadap epistemologi Barat yaitu dimulai dari tokoh
sophisme yang bernama Pyhro yang menganggap manusia tidak dapat mengetahui sesuatu
dikarenakan hanya memiliki dua instrumen saja dan kedua instrumen tersebut banyak melakukan
kesalahan sehingga tidak dapat dijadikan sebagai landasan. Selanjutnya, Muthahhari juga mengkritik
beberapa tokoh filsuf yang hanya meyakini satu tahapan pengetahuan (Rene Descartes, John Locke,
Hendri Bergson, dan Plato). Pada kritikan selanjutnya, Muthahhari juga mengkritik landasan
pengetahuan (definisi kebenaran) dan neraca pengetahuan (kriteria-kriteria dan ukuran-ukuran) yang
hanya meyakini kebenaran sesuatu jika melalui eksperimen.

Downloads

Published

2023-03-04